Senin, 28 November 2011

10 Cara Melupakan Seseorang

1. Buang semua pemberian darinya.    
Semua barang yang berasal darinya akan membuat kalian teringat 5W1H.

WHO: SIAPA yang memberikan itu kepada kalian.
dialah pacarmu pada saat itu yang memberikan itu padamu.

WHAT: APA yang dilakukan dia terhadap kalian. dialah pacarmu pada saat itu yang melakukan yang terbaik untukmu

WHERE: DIMANA dia memberikan itu kepada kalian.
dialah pacarmu pada saat itu yang memberikan itu ditempat kenangan terindah berdua

WHEN: KAPAN dia memberikan itu kepada kalian
dialah pacarmu pada saat itu yang memberikan itu pada saat ulangtahunmu, anniversarymu, atau saat kalian berada dalam kesedihan, dalam kebahagiaan dan dalam kehangatan.

WHY: KENAPA dia memberikan itu kepada kalian.
untuk apa dia memberikan itu? karena dia sayang padamu pada saat itu.

HOW: BAGAIMANA dia memberikan itu kepada kalian?
dia memberikan dengan penuh ketulusan, dan penuh rasa sayang

Jadi. buanglah itu kalau perlu BAKAR SAJA! biarkan semuanya terbakar.


2. Dengarkan musik klasik!
Setelah kalian buang jauh semua pemberian darinya. Nyalakan musik klasik dari handphone melalui headset. dan biarkan perasaan kalian terombang ambing larut didalam musik klasik itu

3. TIDUR, PEJAM, INGAT, RASAKAN, RENUNGKAN!
Saat mendengarkan musik klasik tadi dan terlarut didalamnya, tidurlah dalam kamarmu, pejamkan kedua matamu, ingatlah semua kejadian dan kenangan yang pernah kalian lalui bersamanya. kalau perlu flashback dari awal pertemuan kalian sampai akhirnya terpisah seperti saat ini. Rasakan rasa semua perasaan kalian saat itu. Sayang, bahagia, senang, dan semuanya yang bisa kalian rasakan saat itu. dan tiba saatnya RENUNGKAN! kini dia sudah pergi meninggalkanmu tangisilah sedalam2nya. Teruslah menangisinya hingga air mata itu habis dan semua perasaan dalam hati hilang. 

4. Bangun!
Bangunlah dari renunganmu. Bangkitlah dari jatuhmu. Kini saatnya untuk melihat keseluruh penjuru. Kalian masih punya teman yang terus mensupport kalian. Kalian masih punya sahabat yang selalu ada untuk kalian. Kalian masih memiliki keluarga yang sangat dekat dengan kalian.

5. Meditasilah!
Setelah kalian bangkit, bermeditasilah! lakukan peregangan badan atau sering disebut "ngulet" lalu tariklah nafas dalam dalam sampai tak bisa lagi mengambil nafas lalu tahan selama beberapa detik dan buang perlahan-lahan. lakukan ini terus sampai hati menjadi tenang, sekali-kali pikirkan semua hal positif yang ada. 

6. Lakukan segala kegiatan yang bisa dilakukan.
lakukan apapun yang bisa dilakukan setelah selesai bermeditasi. isilah hidupmu pada hari itu dengan kegiatan penuh yang mengalihkan pikiranmu.

7. Berkumpul bersama teman.
Berkumpulah bersama teman-temanmu, mereka akan dengan senang hati secara tidak langsung membantu kalian melupakan dirinya. dan kalian akan sadar bahwa dibumi ini bukan hanya dia seorang yang berarti dalam hidup kalian, tetapi mereka juga begitu berarti mengisi hari-hari kalian.

8. Cari nuansa baru dalam hidup.
Carilah nuansa baru dalam hidup kalian. Baik itu pergi kesuatu tempat yang belum pernah kalian kunjungi, ataupun melakukan sesuatu yang belum pernah kalian lakukan selama ini. Dengan begitu kalian akan mengerti bahwa hidup ini sangatlah indah, dan kalian akan belajar bahwa banyak yang bisa dilakukan didunia ini.

9. Maafkan dia
Ketika hidup kita sudah normal kembali, saatnya untuk mengingat dia kembali. Maafkanlah dia atas segala kesalahannya. Ternyata kita bisa hidup tanpa dirinya seperti saat ini 

10. Lakukan hidupmu seperti adanya
Sudah saatnya kita kembali melakukan segalanya seperti adanya. Biarkan dia berlalu seiring berjalannya waktu, dan kalian akan berhasil melupakan kenangan manis bersamanya atau mungkin kalian akan menanggapi biasa saja terhadap kenangan manis kalian.

Semoga Bermanfaat ...^^

Rabu, 23 November 2011

Aliran Pokok Pedidikan di Indonesia

a. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang putera Indonesia yang bernama Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar menulis dengan menggunakan bahasa Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda, tulisannya bejudul “Alks ik een Nederlander was” yang artinya Andai saja saya seorang Belanda. Dari tulisannya yang dianggap tajam oleh pemerintah Belanda inilah ia dibuang di Negeri Belanda.
Ketika berada di tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan pendapat-pendapatnya, sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah penjajah Belanda justru kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap pendidikan yang sekaligus merupakan perwujudan dari cita-citanya, maka pacta tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu taman kanak-kanak yang diberi nama Taman Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin luas hingga seluruh lembaganya diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa.
Pada jaman penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian subsidi. Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:
Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri. Hendaknya setiap peserta didik dapat berkembang menurut kodrat dan bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among atau tut wuri handayani.
Asas Kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang pendapatan sendiri.
Asas berhamba kepada anak.

Pada saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil disusun dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang dimaksud adalah:
Kemanusiaan
Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah SWT.
Kodrat Hidup
Termasuk Kodrat hidup adalah pembawaan.
Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
Kemerdekaan Kebebasan

Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing ngarso sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban memberi teladan kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya: jika di tengah membangun semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Tut wuri handayani artinya jika di belakang pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

b. Ruang Pedidikan INS di Kayutanam

Sebuah sekolah lain timbul sebagai reaksi terhadap sekolah-sekolah pemerintah Hindia Belanda yaitu INS ( Indonesiche Nederlansce School) di kayutanam, yaitu suatu kota kecil di dekat padang panjang Sumatera Barat. Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode sendiri yang hampir mirip dengan rancangan kerschensteiner dengan arbeitsschulenya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada pemerintah sebagai pegawainya.
Adapun dasar pemikiran INS adalah:
Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menentang intelektualisme,aktif, giat dan punya daya cipta serta dinamis.
Memperhatikan bakat dan lingkungan siswa.
Berpikir secara rasional, bukan secara mistik.

Perlu juga diketahui bahwa ruang pedidikan INS terdiri atas empat tingkatan yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang antara tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu.
Ruang dewasa 4 tahun (sambungan ruang antara atau ruang tengah).

Ruang masyarakat 1 tahun
Pada semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran kejuruan (Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei menunjukan sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi kesempatan kepada anak tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing.

Sistem ini tidak mendapat tanggapan yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya. Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari pendidikannya hanya dirasakan secara perorangan.

Gerakan-Gerakan Baru dalam Pedidikan

a. Pembelajaran Alam Sekitar

Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi menjadikan program pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan yang dilakukan, maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah dilaksanakan di segala jenjang pendidikan. Konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan tentang biaya ketika akan diadakan penjelajahan seperti halnya biaya transportasi, biaya hidup selama penjelajahan, penginapan dan sebagainya.

b. Pengajaran Pusat Perhatian (Centres D’interet)

Penemuan adalah Ovide Decroly (1871-1923), seorang dokter perancis mendirikan yayasan untuk anak-anak abnormal yang bertempat dirumahnya pada tahun1901. pada tahun1907 metodenya diterapkan pada anak-anak normal. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centres d’interet. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya (secara intrinsik). Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk mempertahankan diri,untuk makan, bermain dan bekerja, dari meniru. Berangkat dari naluri tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti: untuk makan, untuk berlindung, mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang menarik pada pendidikan/ pengajaran Decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani.

c. Sekolah Kerja

George Kerschensteiner (1854-1932) menulis karangan tentang arbeitsshule. Ia seorang guru ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di Munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan cita-cita pendidikan, bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah menyiapkan peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja, manusia menuju ke lingkungan kebudayaan masyarakatnya. Peserta didik bekerja berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing, sehingga menimbulkan tanggung jawab.

d. Pengajaran Proyek

Proyek pengajaran berarti kegiatan, sedangkan belajar mengandung arti kesempatan untuk memilih, merancang, berlatih, memimpin dan sebagainya. Dalam hal ini penting ialah bahwa peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. Demikian konsep pemikiran WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek.

Aliran-Aliran Dalam Pendidikan

Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan atas faktor-faktor dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai hal itu, maka berikut ini disajikan berbagai aliran klasik dan gerakan-gerakan baru dalam pendidikan.
 
Aliran Klasik di Bagi Menjadi 4 yaitu:

a. Aliran Empirisme

Aliran ini dimotori oleh seorang filosof berkebangsaan inggris yang raionalis bernama John Locke (1632-1704). Aliran ini bertolak dari Lockean tradition yang lebih mengutamakan perkembangan manusia dari sisi empirikyang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia (Umar Tirtarahardja,2000:194). Secara etimologis empirisme berasal dari kata empiri yang berarti pengalaman. Pokok pikiran yang dikemukakan oleh aliran ini menyatakan bahwa pwngalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan pembawaan yang berupa bakat tidak diakuinya.
Menurut aliran empirisme bahwa pada saat manusia dilahirkan sesungguhnya dalam keadaan kosong bagaikan “tabula rasa” yaitu sebuah meja berlapis lilin yang tidak dapat ditulis apapun di atasnya. Sehingga pendidikan memiliki peran yang sangat penting bahkan dapat menentukan keberadaan anak. Pendidikan dikatakan “Maha Kuasa” artinya Pendidikan memiliki kekuasaan dalam menentukan nasib anak. John Locke menganjurkan agar pendidikan disekolah dilaksanakan berdasarkan atas kemampuan rasio dan bukan perasaan. Aliran ini meyakini bahwa dengan memberikan pengalaman melalui didikan tertentu kepada anak, maka akan terwujudlah apa yang diinginkan. Sementara itu pembawaan yang berupa kemampuan dasar yang dibawa seseorang sejak lahir diabaikan sama sekali. Penganut aliran ini masih berkeyakinan bahwa manusia dipandang sebagai makhluk yang dapat dimanipulasi karena keberadaannya yang pasif.

b. Aliran Nativisme

Menurut Zahara Idris(1992:6) nativisme berasal dari bahasa latin nativus berarti terlahir. Seseorang berkembang berdasarkan pada apa yang dibawanya sejak lahir. Adapun inti ajarannya adalah bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari faktor pembawaanyang berupa bakat. Aliran ini dikenal juga dengan aliran pesimistik karena pandangannya yang menyatakan, bahwa orang yang “berbakat tidak baik” akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik, Begitu pula sebaliknya. Namun demikian aliran ini berpendapat bahwa pendidikan sama sekali tidak berpengaruh terhadap perkembangan seseorang, sehingga bila pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan pembawaan seseorang maka tidak akan ada gunanya.

c. Aliran Naturalisme

Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme (Umar Tirtarahardja, 2000:197).Lahirnya aliran ini dipelopori oleh J.J Rousseau, yang mengamati pendidikan. Ditulis dalam bukunya yang berjudul “Emile” menyatakan bahwa anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat). Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan sebaiknya diserahkan kepada alam. Oleh karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik seorang anak hendaknya dikembalikan kepada alam agar penbawaan yang baik tersebut tidak dirusak oleh pendidik.

d. Aliran Konvergensi

Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1938). Aliran ini semakin dikenal setelah kedua aliran sebelumnya yakni empirisme dan nativisme tidak lagi banyak memiliki pengikut. Inti ajaran konvergensi adalah bahwa bakat, pembawaan dan lingkungan atau pengalamanlah yang menentukan pembentukan pribadi seseorang. Sehubungan dengan hal itu teori. Konvergensi yang dikemukakan William Stern berpendapat bahwa:
Pendidikan memiliki kemungkinan untuk dilaksanakan, dalam arti dijadikan penolong kepada anak untuk mengembangkan potensi.
Yang membatasi hasil pendidikan anak adalah pembawaan dan lingkungannya.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern, aliran konvergensi dipandang lebih realistis, sehingga banyak diikuti oleh para pakar pendidikan.