Sabtu, 29 Oktober 2011

Aku dan mereka

Cuaca mulai menutupi terangnya pancaran cahaya.. Mulai semakin menghitam.
Namun, tekad dan niatku hari ini tetap terang benderang.

Setelah sekian lama aku magang sebagai guru privat aku masih dibayangi dengan mereka.
Mereka anak-anak HEBAT kubilang..
Mereka yg harusnya masih mengenyam pendidikan, namun karena himpitan ekonomi yg memaksanya harus terjun ke jalanan menuju angkutan yg penuh dengan penumpang, menjual suaranya mengharap dibeli dengan seikhlasnya.
Hanya seikhlasnya..!
Itupun jika masih ada yg berperasaan saja yg membeli suaranya.
Tak sedikit dari mereka justru diusir oleh pemilik angkutan dengan alasan "berisik", "khawatir jatuh" dsb.

Tak hanya mereka yg terhimpit ekonomi lalu menjual suaranya.
Ada juga, mereka yg harus putus sekolah karena ekonomi pula.
Yah, mereka yg mengais barang-barang bekas yg bisa mereka jual. Mau tidak mau mereka harus bersahabat dengan gunungan sampah dan bau yg tak sedap, hanya demi uang.

Ya Tuhan, dimana letak keadilan negeri ini, dimana?!
Ini tidak adil, ini tidak adil..!

Yah..! Kini aku sudah memiliki sedikit penghasilan dari magang privat, selangkah lagi aku akan mewujudkan mimpiku sejak aku masih anak putih abu, aku akan wujudkan mimpi MEREKA untuk membuka mata mereka bahwa dunia tidak sekejam yg mereka kira, bahwa mereka pun BISA membaca, BISA menghitung, pasti BISA..!

Semakin cepat kusisiri jalanan ini karena memang cuaca mulai gelap dan sepertinya akan menjatuhkan titik-titik airnya.

Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah..
Tak hentinya ku sebut nama-Nya ketika aku telah sampai ketempat yg aku tuju.
Tempat yg tak layak untuk mereka yg masih terlalu kecil, tempat yg tak layak untuk mereka yg memiliki masa depan panjang.
Tempat yg tak ubahnya 'kandang sapi' kubilang, amat kumuh.
Ya Allah, sudah lama rasanya aku tak mengunjungi tempat ini lagi, apa mereka masih ingat terhadapku?

Tiba-tiba saja ada seorang gadis kecil lari dari kejauhan memanggilku dengan girangnya, memeluk pinggangku dengan erat.
"teteeeeh.... Sejak kapan teteh disini? Teteh ko nangis kenapa?"

"hai sayang, apa kabar? Kamu masih inget sama teteh? Teteh barusan dateng ko, teteh nangis soalnya teteh kangen sama kalian.."

"ooh, hehe rena juga kangen sama teteh, kangeen banget, hehe"

"ya udah yuk kita kesana, teteh pengen ketemu sama yg lainnya juga, teteh juga pengen ketemu orangtua kalian"

rena berteriak riang memanggil teman-temannya mengenai kedatanganku.
Puji syukur Ya Allah.. Mereka masih mengingatku.


"Alhamdulilah Ya Allah, kini aku bisa melihat senyum mereka.. Senyum yg sebelumnya tak pernah kulihat dari mereka saat pertama aku bertemu mereka, senyum yg berbeda..
Mungkin mereka sekarang senang karena sekarang mereka bisa memegang alat tulis, adik-adikku.. Teteh janji.. Teteh akan buat kalian bisa menulis, bisa membaca, bisa menghitung seperti anak-anak diluar sana. Dan teteh yakin do'a kalian selalu didengar oleh-Nya, teteh yakin suatu hari nanti mimpi-mimpi kalian pasti akan tergapai. Amin " (gumamku).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar